Pemaknaan Dramatisasi
1. Dramatisasi
a. Pengertian dramatisasi
Dramatisasi adalah teknik pengajaran yang menggunakan ekspresi. Pada dramatisasi biasanya anak–anak sendiri yang menjadi sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita – cerita masa lampau. Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau mereka hanya sebagai penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pengajaran melalui dramatisasi dapat dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau, bermain-main peranan, atau sosiodrama (Asnawir dan Usman, 2002: 105).
Berikut adalah langkah–langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan dramatisasi ini menurut Asnawir dan Usman (2002: 106).
1) Mempersiapkan situasi untuk memulai drama.
2) Menjelaskan kepada anak–anak apa yang diharapkan dari hasil dramatisasi yang dilakukan.
3) Menugaskan untuk memegang peran tertentu kepada anak- anak.
4) Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan para pelaku.
5) Pelaksanaan drama.
6) Menilai drama tersebut secara bersama–sama antara guru dengan siswa.[2]
Menurut Ahmadi dan Prasetyo (1997: 65) terdapat beberapa Kelebihan dan kelemahan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Berikut adalah kelebihan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar:
1) Menyalurkan ekspresi anak–anak kedalam kegiatan yang menyenangkan.
2) Mendorong aktivitas, inisiatif, dan kreativitas anak.
3) Memahami isi cerita.
4) Membantu untuk menghilangkan perasaan malu, rendah diri, keseganan, dan kemurungan pada anak.
5) Memupuk rasa saling membantu dan kerja sama antara satu dengan yang lainnya, juga memupuk perasaan saling mempercayai sesuai dengan kesanggupan masing–masing.[3]
Berikut adalah kelemahan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
1) Memerlukan waktu cukup banyak.
2) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
3) kadang-kadang anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu.
4) kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa, apabila pelaksanaan dramatisasi itu gagal.
Daftar Pustaka
Asnawir dan Usman. M. Basyirudin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Press.
Ahmadi. Abu dan Prasetya. Joko Tri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. (65)
Komentar
Posting Komentar