Analisisi Novel Surga Yang Tak Dirindukan
MAKALAH
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresisasi Prosa Fiksi
Dosen Pengampu: Kurniasih Fajarwati, M. Pd.
Disusun Oleh:
Siti Khotijah (163151036)
TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menurut genrenya, karya sastra dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: prosa (fiksi), puisi, dan drama. Sastra merupakan sebuah cipta, rasa, karya dan karsa yang menonjolkan sisi keindahan di dalamnya. Sastra sendiri didapuk menjadi rangkaian materi yang luas, dimana kita memerlukan sebuah alat untuk membedah sastra tersebut. Sebagai suatu karya yang luas, maka tentunya akan ada beberapa pendekatan dalam mengilhami suatu karya, entah itu bentuknya novel, puisi, mitos, folkor, hikayat dan sebagainya.
Pisaunya merupakan sebuah pendekatan yang mengacu pada salah satu nilai yang dapat dijadikan titik perhatian, seperti feminis, psikologi, antropologi, estetis, biografis, mimetis, ekspresif dan macam-macam pendekatan sastra yang lainnya. Tentunya dengan memilih salah satu pendekatan tersebut, pembahasan terhadap sastra tersebut mampu di persempit pembahasan pada suatu karya sastra. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks (naratif), atau wacana naratif (Nurgiantoro, 2005:2). Hal ini berarti prosa (fiksi) merupakan cerita rekaan yang tidak didasarkan pada kebenaran sejarah Abrams (dalam Nurgiantoro, 2005:2). Salah satu contoh prosa fiksi tersebut adalah novel.
Salah satu cara untuk menikmati karya sastra adalah melalui pengkajian psikologi sastra. Menurut Endraswara (2008:96), psikologi sastra adalah kajian sastra yang mengandung karya sebagai kreativitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Begitu pula pembaca dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Psikologi sastra, menitik beratkan pada masalah kejiwaan dengan pucak dimana manusia mengalami peningkatan peradaban, bagaimana jiwa manusia dalam menghadapi suatu masalah telaah kasusastraan. Dalam Novel Surga yang tidak dirindukan karya asma Nadia, pengarang menyajikan cerita yang mengandung nilai-nilai psikologi. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai konflik batin yang dialami oleh masing-masing tokoh dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra.
BAB II
KAJIAN TEORI
A Identitas Buku
Judul Resensi : Ketika Hawa Terberai
Judul Buku : Surga Yang Tak Dirindukan
Penulis buku : Asma Nadia
Penerbit Buku : Asma Nadia Publishing House
Kota Terbit : Depok
Cetakan : kedua puluh dua, Februari 2016
Tebal Buku : xii + 308 hlm; 20,5 cm x 14 cm
ISBN : 979-3062-79-7
B. Unsur Instrinsik Novel Surga Yang Tak Dirindukan
1. Tema : novel surga yang tak dirindukan mempunyai tema yaitu poligami.
2. Tokoh dan Penokohan
Arini : sabar, cantik, manja, pintar, tabah, kuat.
Andika Prasetya: yang penyayang, peduli, tidak tega dan berhati lembut.
Mey Rose : Egois, kuat, dan penuh muslihat.
A-ie : pemarah, galak, tidak pedulian, kasar.
Ibu : penyayang, sabar
Ayah : penyayang, sabar
Sita : ekspresif, cengeng,
Lulu : penggurau, lucu, baik, serba ingin tau
Lia : penggurau, baik
Nadia : cerdas, peka, perhatian
3. Alur : Campuran
4. Latar/Setting :
Latar Tempat : rumah Arin, masjid Al-Ghifari, Rumah May Rose, Rumah A-ie, rumah orang tua Arin, rumah sakit, kantor, kampus,jalan.
Latar Waktu: Siang, Sore, Malam.
Latar Suasana: Sedih, menegangkan, bahagia
5. Sudut Pandang: Sudut pandang orang ketiga serba tahu.
6. Gaya Bahasa : Unsur Leksikal, Unsur Gramatikal, Pemajasan
7. Amanat :
Bagi para suami seharusnya selalu bersikaplah jujur dan terbuka dengan istri karena rumah tangga merupakan sebuah istana yang wajib dijaga oleh pasangan suami dan istri.
Selalu bersikaplah sabar dengan segala masalah yang menimpa kita, baik masalah yang besar maupun masalah kecil. Karena, bila segala masalah ditanggapi dengan sabar pasti akan mendapatkan hasil yang baik di akhir nanti.
Jagalah keharmonisan di dalam sebuah rumah tangga, karena di dalamnya terdapat anak-anak yang merupakan tombak utama yang harus selalu disayangi, dijaga dan dirawat. Karena bila hubungan anatar istri dan suami hancur pasti akan berakibat dan berimbas buruk bagi perkembangan mental anak.
C. Pendekatan Psikologi Sastra
Menurut Endraswara (Minderop, 2011; 59), psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. Daya tarik psikologi sastra adalah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncull dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili jiwa orang lain. Setiap pengarang kerap menambahkan pengalaman sendiri dalam karyanya dan pengalaman pengarang itu serin pula dialami oleh orang lain.
Sedangkan, Menurut Rene Wellek dan Austin Warren (dalam Kutha, 2013:61) menunjukkan empat model psikologis, yang dikaitkan dengan pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Meskipun demikian, pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama, yaitu pengarang, karya sastra, dan pembaca. Dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra. Jika perhatian ditujukan pada pengarang maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan ekspresif, sebaliknya jika perhatian ditujukan pada karya, maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan objektif.
Secara definitif, psikologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kejiwaannya. Sebagai hasil rekonstruksi proses mental karya sastra diduga mengandung berbagai masalah berkaitan dengan gejala-gejala kejiwaan. Gejala-gejala yang dimaksudkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, kualitatif maupun kuantitatif, melalui unsur-unsurnya termasifestasikan dalam karya. Pemahaman mengenai psikologi sastra sangat diperlukan pada saat manusia berhadapan dengan berbagai permasalahan kejiwaan. Permasalahan yang dimaksudkan terjadi justru sebagai akibat dan pada saat manusia mencapai titik puncak peradaban, yaitu dengan dicapainya kemajuan teknologi dalam berbagai bidang, di dalamnya berbagai kebutuhan terpenuhi.
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, akan dapat dianalisis konflik batin yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologis. Dalam hubungan inilah harus ditemukan gejala yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan oleh pengarangnya, yaitu dengan memanfaatkan teori-teori psikologi yang dianggap relevan. Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak belakang dari pendapat bahwa karya satra selau membahas peristiwa kehidupan manusia. Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, akan dapat dianalisis konflik batin yang mungkin bertentangan dengan teori psikologis (Suprapto dan Waluyo, 2014: 3).
Menurut Ratna (2009: 342-344), tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra. Penelitian psikologi sastra dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai obyek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis. Menurut Minderop, (2011: 270-312), pendekatan psikologi karya sastra dapat ditelaah melalui tiga cara, yakni melalui dialog dan tuturan, sudut pandang, dan gaya bahasa.
Jadi, psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan pengarang yang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Begitu pula pembaca dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Hubungan antara karya sastra dan psikologi, yaitu karya sastra dipandang sebagai gejala psikologi yang akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa prosa atau drama.
D. Konflik Batin
Konflik merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah cerita. Nurgiyantoro (2005: 178) mengatakan bahwa Konflik yang notabene adalah kejadian yang tergolong penting, akan berupa peristiwa fungsional, utama, atau kernel dalam pengategorian di atas. Konflik merupakan unsur yang esensial dalam pengembangan plot sebuah teks fiksi. Pengembangan plot sebuah karya naratif akan dipengaruhi, untuk tidak dikatakan ditentukan, oleh wujud dan isi konflik, kualitas konflik, dan bangunan konflik yang ditampilkan. Kemampuan pengarang untuk memilih dan membangun konflik melalui berbagai peristiwa (baik aksi maupun kejadian) akan sangat menentukan kadar kemenarikan, suspense, cerita yang dihasilkan.
Dengan demikian, pentingnya menghadirkan konflik dalam suatu cerita tidak dapat disangkal.Dalam karya sastra, konflik menjadi dasar narasi yang kuat dan menjadi bagian penting dalam pengembangan alur atau plot pada sebuah cerita yang bersumber dari kehidupan. Oleh karena itu, konflik mempunyai peranan penting untuk menarik perhatian pembaca dan tidak jarang pembaca akan terlibat secara emosional atas apa yang terjadi dalam cerita.
Nurgiyantoro (2005:179) mengatakan Sama halnya dengan kehidupan nyata, konflik dapat terjadi karena adanya perbedaaan kepentingan, perebutan sesuatu (misal: perempuan, pengaruh, kekayaan) penghianatan, balas dendam, dan lain-lain khas karakter manusia. Jadi, dari penjelasan tersebut pengertian dari konflik yaitu suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh fiksi sebagai manivestasi manusia pada kehidupan nyata di mana peristiwa tersebut tidak menyenangkan sehingga membuat tokoh tersebut merasa terganggu dan tidak nyaman.
Selain itu, Stanson (dalam Nurgiyantoro, 2005:181) mengatakan bahwa Bentuk konflik sebagai bentuk peristiwa dapat pula dibedakan ke dalam dua kategori: konflik fisik dan konflik batin, konflik eksternal (external conflict) dan konflik internal (internal conflict). Segala fiksi pasti mengandung konflik, dan sebuah konflik terjadi bisa berdasar pada sebuah kehidupan. Dalam sebuah cerita tentu saja kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan antar tokoh. Jones (dalam Nurgiyantoro (2005:181) mengatakan juga bahwa Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam, mungkin dengan lingkungan manusia atau tokoh lainnya. Dengan demikian, konflik eksternal dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu konflik fisik (pshycal conflict) dan konflik sosial (social conflict).
Selain itu Nurgiyantoro (2005:181) menjelaskan juga bahwa Konflik internal (atau: konflik kejiwaan, konflik batin)adalah konflik yang terjadi dalam hati dan pikiran, dalam jiwa seorang tokoh (atau tokoh-tokoh) cerita. Jadi, ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri. Konflik batin ini merupakan masalah intern bagi seorang manusia. Misalnya, ada sesuatu hal yang terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapanharapan, atau masalah-masalah lainnya. Dalam novel, konflik batin ini banyak mengeksplorasi berbagai masalah kejiwaan dengan menggunakan sudut pandang orang pertama (gaya aku). Konflik batin dimunculkan dalam karya fiksi untuk menentukan kualitas, intensitas,dan kemenarikan suatu karya. Bahkan bisa dikatakan bahwa menulis cerita sebenarnya tidak lain adalah untuk membangun dan mengembangkan konflik. Konflik itu bisa dicari, ditemukan, diimajinasikan, dan dikembangan berdasarkan konflik yang dapat ditemui di dunia nyata.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Biografi Asma Nadia
Nama asli dari Asma Nadia ialah Asmarani Rosalba. Asma nadia berkarir sebagai penulis, lahir pada tanggal 26 maret tahun 1972 di Jakarta. Beliau mulai tertarik pada tulis menulis saat pertama kali menciptakan lagu di sekolah dasar. Sejak saat itu ia mulai aktif menulis cerpen, puisi, dan berbagai resensi di dunia media sekolah. Asma Nadia bersekolah di SMA 1 Budi Utomo dan melanjutkan kuliah di Intitut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi Pertanian. Saat sedang sibuk dengan kuliahnya, Asma Nadia sakit sehingga mengharuskan dirinya untuk beristirahat dan tidak bisa menamatkan kuliahnya.
Asma Nadia memiliki pendirian yang sangat kuat, sabar dan lemah lembut ini berkeinginan untuk terus menjadi penulis bahkan saat ia sedang sakit tetap semangat menulis. Selain dari semangatnya, semangat dan dorongan dari semua sahabat dan kerabat yang selalu menyayanginya juga selalu ia dapatkan. Asma selalu aktif mengirimkan karyanya ke majalah-majalah yang bernuansa Islam. Asma tidak hanya menulis cerita fiksi, ia juga aktif menulis lirik lagu dan lain-lain. Beberapa dari hasil karyanya dapat dijumpai di album Bestari I tahun 1996, Bestari II tahun 1997 sertaBestari III tahun 2003, Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Illahi dan Kaca Diri.
Asma merupakan adik dari seorang penulis Helvy Tiana Rosa, Asma ialah anak kedua dari pasangan Amin Usman dari Aceh dan Maria Eri Susanti seorang mualaf keturunan Tiongkok yang berasal dari Medan. Adiknya yang bernama Aeron Tomino juga menekuni minaat yang sama dengan kedua kakanya yaitu menulis. Ia juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan dan hadiah sastra. Bahkan cerpen ciptaannya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong berhasil menyabet juara satu menulis Cerita Pendek Islami atau LMCPI tingkat Naasional yang diselenggarakan oleh majalah Anninda tahun 1994 dan tahun 1995. Bukunya yang berjudul Rembulan
Di Mata Ibu berhasil meraih pengahargaan adikarya dalam ketegori buku remajaterbaik pada tahun 2001. Tidak hanya mendapat hadia sastra, Asma juga mendapat penghargaan khusus dari adiarya IKAPI tahun 2002. Pada tahun 2003 Asma juga memenangkan kategori penulis fiksi remaja terbaik dati Mizan Award karena kedua karyanya berhasil masuk dalam antalogi kumpulan cerpen terbaik di majalah Anninda dalam Merajut Cahaya (Pustaka Anninda).
Bukan hanya mendapatkan pengahargaan sastra dari hasil karya fiksinya, Asma juga pernah mengikuti pertemuan antara sastrawan yang di selengrakan di Brunei Darussalam dan Workshop kepenulisan novel yang di selenggarakan Majelis Sastra Asia Tenggara atau MASTERA. Hasil dari kegiatan ini ialah novel yang berjudul Derai Sunyi. Kesibukan Asma sekarang selain menjadi penulis beliau juga mengetuai atau pendiri forum lingkar pena yang merupakan forum kepenulisan untuk para penulis muda yang berbakat, anggota dari forum ini hampir ada di seluruh provinsi di Indonesia. Beliau juga pandai menciptakan lagu Islami danmenyanyikannya, Asma juga sering menjadi host di acara-acara yang bernuansa Islami, ia juga aktif sebagai direktur di Yayasan Prakasa Insani Mandiri atau PRIMA. Asma juga sedang sibuk dengan kegiatannya mengadakan beberapa paket kegiatan untuk anak melalui prime kids serta memberi kursus bahasa Inggris.
Karena semua karya yang telah ia buat, Asma berhasil mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis Asma juga sering diminta untuk memberikan meteri dalam berbagai kegiatan lokalkarya yang berhubungan dengan penulisan dan feminisme yang diadakan di dalam maupun luar negeri. Dalam perjalannya keliling Eropa pada tahun 2009 setelah mendapatkan undangan Writers in Residence dari Le Chateau de Lavigny yang diselenggarakan pada Agustus sampai September tahun 2009, Asma sempat di undang untuk dapat memberikan seminar dan wawancara kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin yang bekerja sama dengan FLP dan KBRI di sana, KBRI Roma, Manchaster dalam acara KIBAR Gathering serta Newcastle.
Asma mulai merintis penerbitan sendiri dengan brand Asma Nadia Publishing House pada awal tahun 2009. Beberapa buku dari hasil karyanya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak Ingin Naik Haji, Assalamualaikum Beijing dan Rumah Tanpa Jendela. Semua royalti yang di dapat ari buku Emak Ingin Naik Haji di sumbangkan bagi panti sosial dan kemanusiaan, terpenting untuk membantu mewujudkan impian umat Islam yang kurang mampu untuk menunaikan ibadah haji. Asma juga berprofesi sebagai penulis tetap dikolom resonansi di Republika setiap hari sabtu.
Asma pernah menjadi salah satu dari 35 penulis dari 31 negara yang di undang sebagai penulis tamu dalam Iowa International Writing Program, selama disana Asma sempat berbagi tentang Indonesia dan perjalanan kretifnya dalam menulis bersama pelajar dan mahasiswa serta kaum tua di Amerika Serikat. Bukan hanya memenuhi undangan membaca cerpen yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, karya dari Asma Nadia juga terpilih untuk di tampilkan dalam adaptasi pentas teater yang di selenggarakan di lowa, Asma juga berkolaborasi dengan aktor tunarungu Amerika Serikat di pementasan yang di selenggarakan di State Departement, Washington DC.
Asma juga menggemari fotografi dan telah mengunjungi 59 negara serta 290 kota di dunia. Melalui yayasnnya ia merintis Rumah Baca Asma Nadia yang telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Rumah baca yang sederhana beberapa diantaranya memiliki sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anak-anak yatimsecara gratis untuk dapat membaca dan melakukan aktifitas bagi anak-anak remaja kurang mampu. Sampai sekarang sudah ada 140 perpustakaan yang telah di kelola bersama relawan untuk kaun yang kurang beruntung dan tidak mampu.
B. Sinopsis Novel Surga Yang Tak Dirindukan
Novel surga yang tak dirindukan ini menceritakan tentang kehidupan rumah tangga, seorang gadis yang selalu menghayalkan kehidupannya dalam cerita dongeng. Pada akhirnya ceritanya akan selalu hidup bahagia tetapi dalam kehidupan nyata justru berbanding terbalik dengan khayalannya tersebut. Kisah ini berawal dari kisah gadis yang bernama Arini. Bahwa kelak akan ada seorang lelaki tampan yang melamarnya dan hidup bahagia bersamanya selamanya. Akhirnya dia pun menikah dengan seorang lelaki yang bernama Andika Prasetya yang merupakan teman masa kecil Arini dan kakaknya. Kehidupan Arini dan suaminya berjalan dengan mulus. Dalam pernikahannya dikaruniai 3 orang anak yaitu Nadia, Adam, Putri. Setelah 10 tahun berlalu, Rumah tangga yang dulunya harmonis kini berubah setelah pras menolong seorang perempuan yang mencoba bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya dipembatas jalan. arena kehamilannya diluar pernikahan. Pras mengantarkan perempuan tersebut keRumah Sakit.
Pras bertambah panik ketika dokter menyuruhnya untuk menandatangani sebuah surat yang menyatakan bahwa perempuan tersebut harus dioperasi, karena mengalami pendarahan. Kemudian Pras bersedia untuk menandatangani sebuah surat. Setelah perempuan tersebut di operasi pras merasa lega. Kemudian keduanya saling berkenalan dan perempuan tersebut bernama mey rose. Selama beberapa hari dirawat diRumah Sakit, Pras memberikan perhatian yang lebih kepada Mey Rose. Dan Mey Rose pun merasa nyaman, sehingga diapun tidak menginginkan ada perpisahan diantara mereka. Hingga akhirnya Mey Rose pun berfikir untuk menikah dengan Pras. Pras pun merasa kasihan dengan Mey Rose dan anaknya. Akhirnya pun Pras menikahinya tanpa memberitahukan hal ini kepada Arini.
Lama kelamaan Arini pun merasa curiga dengan sikap Pras, karena perhatian dan kasih sayangnya mulai berubah kepada keluarganya. Suatu ketika Arini menemukan surat dari Rumah Sakit tempat Pras memeriksakan anak Mey Rose. Kemudian Arini pun mendatangi Rumah Sakit tersebut dan menanyakan nomor telepone dari pasien tersebut. Setelah itu Arini menelefon nomor tersebut. Arini pun terkejut karena yang mengangkat telephonnya adalah seorang wanita yang dengan bangganya menyebut dirinya sebagai “Nyonya Prasetya”.
Setelah itu Arini mendatangi prasetya ke kantor, namun ditengah perjalanan Arini melihat Prasetya mencium kening seorang perempuan dan mengusap kepala anak kecil yang berada disampingnya. Setelah itu Arini mengetahui bahwa Pras selingkuh dibelakangnya. Lalu Arini pergi meninggalkan tempat tersebut untuk pergi kerumah ibunya bersama tiga anaknya. Disana ia menceritakan semuanya kepada ibunya dan dia menenangkan pikirannya. Lalu dia menelephon rumah Mey Rose dan memintanya untuk meninggalkan Pras. Tetapi Mey Rose dengan tegas menolaknya kemudian Pras datang dan terkejut dengan adanya Arini dirumahnya. Akhirnya Pras menyesali perbuatannya yang telah berpoligami dengan Mey Rose. Arini juga berfikir bahwa dongeng milik perempuan memang harus mati agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan.
C. Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Novel Surga Yang Tak Dirindukan
Aspek psikologi sastra dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia diteliti melalui pendekatan psikologi dari tokoh-tokoh dalam cerita tersebut dengan menganalisis perwatakan yang digambarkan. Analisis ini dilakukan dengan teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam teori Psikoanalisis, yaitu ego, id, dan super ego.
Novel Surga Yang Tak Dirindukan mengisahkan tentang tokoh utama yang mengalami konflik batin secara terus menerus, sehingga tokoh tersebut berusaha untuk keluar dari ketidaknyamanan. Tokoh utama adalah Arini, ia memiliki sifat yang baik, lembut, sabar, kuat, tabah dan manja. Aspek Id digambarkan pada tokoh Arini yang tidak pernah berpikir dan menyangka jika kehidupannya yang dianggapnya sempurna seperti di negeri dongeng, ternyata hancur dengan kekeliruan dari suaminya yang melakukan poligami tanpa sepengerahuan Arini. Hal ini dapat dilihat dari penggalan cerita berikut :
" Perempuan itu meletakkan ganggang telepon yang beberapa saat tadi masih digenggamnya. Sulit menggambarkan bagaimana dunia mendadak runtuh, hanya oleh satu suara".
Hhhh, keajaiban waktu
Sejam sebelumnya, Istana Arini masih indah dan sempurna, namun kini berubah menjadi serpihan kaca yang berhamburan dan menusuk-nusuk ruang batin."
Dari penggalan tersebut dapat diketahui bahwa bagaimana hancurnya hati arini setelah mengetahui sesuatu yang tidak pernah dia fikirkan. Secara psikis fikiran arini dan hati arini terombang ambing oleh kenyataan yang ada sekarang. Dibenaknya tidak pernah terpikir hal tersebut bisa terjadi di dalam istana kecilnya. Istana yang dari dulu telah Arini impikan sekarang berubah menjadi kehancuran untuk istananya.
Aspek ego Arini yaitu ketika dia memendam sendiri semua rasa yang dia rasakan tanpa menmbagi kepada anak-anaknya. walau Arini sudah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya Arini masih tetap bersabar dan mencari tau kepastiannya. Arini tidak pernah berkata langsung kepada suaminya mengenai perasaannya. walau hatinya terluka, Arini tetap tersenyum didepan Anak-ananya. Hal ini dapat diketahui dari penggalan cerita berikut:
" Arini kaku ditempatnya berdiri. Sosok lelaki yang selama ini menempatkan sisi hati paling dekat, tampak di seberang jalan, menggandeng seorang anak kecil. Wajahnya terlihat kebapakan ketika menepuk pantat si bocah dan menghalaunya dengan lembut ke dalam mobil".
" Bunda... Bunda kenapa?
Suara Nadia menyadarkan Arini akan keberadaan makhluk-makhluk cilik di kamarnya. Arini menyeka air mata. Mencoba tersenyum semanis mungkin pada Nadia, Adam dan si kecil Putri yang menjulurkan tangan mungilnya minta direngkuh".
Aspek super ego Arini, yaitu ketika Arini merasa sedih dan dan batinnya tergoncang karena kelakuan suaminya yang menghancurkannya. Ketika Arini mengetahui mengenai apa yang sebenarnya terjadi Arini tidak lekas meluapkan semua kekesalannya kepada suaminya. Arini bersabar dandngan diam-diam mencari tau mengenai siapa wanita yang telah merebut pras suaminya darinya. Walau perasaannya telah hancur namun Arini bisa bwrpikir secara rasional dan tidak hanya mengikuti emosi dirinya. Hal ini dapat dilihat dari penggalan cerita betikut:
" Arini meremas jarinya.
Sejak menyadari betapa impulsif dia, Arini berusaha mengontrol diri. Lebih menahan kata-kata yang dulu sering kali meluncur tanpa dipikir. Atau tindakan yang terpacu emosi dan kondisi sesaat. Dan alasan paling kuat hingga Arini ingin bermetamorfosis sempurna, hanya satu: Pras".
Jadi, dapat disimpulkan bahwa konflik batin yang terjadi pada tokoh utama merupakan peperangan antara id, ego, dan super ego. Dari data dapat dijelaskan bahwa struktur kepribadian tokoh utama lebih di dominasi oleh id daripada ego. Id yang dimiliki tokoh utama sangat komplek. Sehingga menimbulkan energi psikis yang berlaku.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penganalisisan dapat dipahamin bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan terdapat tiga aspek kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam teori Psikoanalisis, yaitu ego, id, dan super ego. Konflik batin yang terjadi pada tokoh utama merupakan peperangan antara id, ego, dan super ego. Dari data dapat dijelaskan bahwa struktur kepribadian tokoh utama lebih di dominasi oleh id daripada ego. Id yang dimiliki tokoh utama sangat komplek. Sehingga menimbulkan energi psikis yang berlaku.
Saran
Sebagai masyarakat luas yang hidup dengan bermacam-macam warna seharusnya lebih peka terhadap perkembangan zaman. Selain itu, mengenai budaya poligami yang sekarang sedang membuming bagi pelaku poligami seharusnya bisa memaknai apa dilema yang terjadi dan apa skibat dari kegiatan poligami bagi klalayak umum dan utamanya bagi keluarga serta perkembangan anak. Keluarga baik istri dan ada adalah sosok yang paling menderita dalam kegiatan poligami. Jadi sebelum berpoligami seseorang harus berfikir panjang dan menengok apa akibat dari perbuatan tersebut.
Daftar Pustaka:
Endraswara, S. (2008). Metodologi Penelitian Sastra : Epistermologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta; Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Kutha Ratna, Nyoman. 2011. Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ratna, N.K. (2012). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suprapto, Lina dan Waluyo, Budi. 2014. Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Karakter Novel 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 2, No.3.
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresisasi Prosa Fiksi
Dosen Pengampu: Kurniasih Fajarwati, M. Pd.
Disusun Oleh:
Siti Khotijah (163151036)
TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menurut genrenya, karya sastra dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: prosa (fiksi), puisi, dan drama. Sastra merupakan sebuah cipta, rasa, karya dan karsa yang menonjolkan sisi keindahan di dalamnya. Sastra sendiri didapuk menjadi rangkaian materi yang luas, dimana kita memerlukan sebuah alat untuk membedah sastra tersebut. Sebagai suatu karya yang luas, maka tentunya akan ada beberapa pendekatan dalam mengilhami suatu karya, entah itu bentuknya novel, puisi, mitos, folkor, hikayat dan sebagainya.
Pisaunya merupakan sebuah pendekatan yang mengacu pada salah satu nilai yang dapat dijadikan titik perhatian, seperti feminis, psikologi, antropologi, estetis, biografis, mimetis, ekspresif dan macam-macam pendekatan sastra yang lainnya. Tentunya dengan memilih salah satu pendekatan tersebut, pembahasan terhadap sastra tersebut mampu di persempit pembahasan pada suatu karya sastra. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks (naratif), atau wacana naratif (Nurgiantoro, 2005:2). Hal ini berarti prosa (fiksi) merupakan cerita rekaan yang tidak didasarkan pada kebenaran sejarah Abrams (dalam Nurgiantoro, 2005:2). Salah satu contoh prosa fiksi tersebut adalah novel.
Salah satu cara untuk menikmati karya sastra adalah melalui pengkajian psikologi sastra. Menurut Endraswara (2008:96), psikologi sastra adalah kajian sastra yang mengandung karya sebagai kreativitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Begitu pula pembaca dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Psikologi sastra, menitik beratkan pada masalah kejiwaan dengan pucak dimana manusia mengalami peningkatan peradaban, bagaimana jiwa manusia dalam menghadapi suatu masalah telaah kasusastraan. Dalam Novel Surga yang tidak dirindukan karya asma Nadia, pengarang menyajikan cerita yang mengandung nilai-nilai psikologi. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai konflik batin yang dialami oleh masing-masing tokoh dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra.
BAB II
KAJIAN TEORI
A Identitas Buku
Judul Resensi : Ketika Hawa Terberai
Judul Buku : Surga Yang Tak Dirindukan
Penulis buku : Asma Nadia
Penerbit Buku : Asma Nadia Publishing House
Kota Terbit : Depok
Cetakan : kedua puluh dua, Februari 2016
Tebal Buku : xii + 308 hlm; 20,5 cm x 14 cm
ISBN : 979-3062-79-7
B. Unsur Instrinsik Novel Surga Yang Tak Dirindukan
1. Tema : novel surga yang tak dirindukan mempunyai tema yaitu poligami.
2. Tokoh dan Penokohan
Arini : sabar, cantik, manja, pintar, tabah, kuat.
Andika Prasetya: yang penyayang, peduli, tidak tega dan berhati lembut.
Mey Rose : Egois, kuat, dan penuh muslihat.
A-ie : pemarah, galak, tidak pedulian, kasar.
Ibu : penyayang, sabar
Ayah : penyayang, sabar
Sita : ekspresif, cengeng,
Lulu : penggurau, lucu, baik, serba ingin tau
Lia : penggurau, baik
Nadia : cerdas, peka, perhatian
3. Alur : Campuran
4. Latar/Setting :
Latar Tempat : rumah Arin, masjid Al-Ghifari, Rumah May Rose, Rumah A-ie, rumah orang tua Arin, rumah sakit, kantor, kampus,jalan.
Latar Waktu: Siang, Sore, Malam.
Latar Suasana: Sedih, menegangkan, bahagia
5. Sudut Pandang: Sudut pandang orang ketiga serba tahu.
6. Gaya Bahasa : Unsur Leksikal, Unsur Gramatikal, Pemajasan
7. Amanat :
Bagi para suami seharusnya selalu bersikaplah jujur dan terbuka dengan istri karena rumah tangga merupakan sebuah istana yang wajib dijaga oleh pasangan suami dan istri.
Selalu bersikaplah sabar dengan segala masalah yang menimpa kita, baik masalah yang besar maupun masalah kecil. Karena, bila segala masalah ditanggapi dengan sabar pasti akan mendapatkan hasil yang baik di akhir nanti.
Jagalah keharmonisan di dalam sebuah rumah tangga, karena di dalamnya terdapat anak-anak yang merupakan tombak utama yang harus selalu disayangi, dijaga dan dirawat. Karena bila hubungan anatar istri dan suami hancur pasti akan berakibat dan berimbas buruk bagi perkembangan mental anak.
C. Pendekatan Psikologi Sastra
Menurut Endraswara (Minderop, 2011; 59), psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. Daya tarik psikologi sastra adalah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncull dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili jiwa orang lain. Setiap pengarang kerap menambahkan pengalaman sendiri dalam karyanya dan pengalaman pengarang itu serin pula dialami oleh orang lain.
Sedangkan, Menurut Rene Wellek dan Austin Warren (dalam Kutha, 2013:61) menunjukkan empat model psikologis, yang dikaitkan dengan pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Meskipun demikian, pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama, yaitu pengarang, karya sastra, dan pembaca. Dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra. Jika perhatian ditujukan pada pengarang maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan ekspresif, sebaliknya jika perhatian ditujukan pada karya, maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan objektif.
Secara definitif, psikologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kejiwaannya. Sebagai hasil rekonstruksi proses mental karya sastra diduga mengandung berbagai masalah berkaitan dengan gejala-gejala kejiwaan. Gejala-gejala yang dimaksudkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, kualitatif maupun kuantitatif, melalui unsur-unsurnya termasifestasikan dalam karya. Pemahaman mengenai psikologi sastra sangat diperlukan pada saat manusia berhadapan dengan berbagai permasalahan kejiwaan. Permasalahan yang dimaksudkan terjadi justru sebagai akibat dan pada saat manusia mencapai titik puncak peradaban, yaitu dengan dicapainya kemajuan teknologi dalam berbagai bidang, di dalamnya berbagai kebutuhan terpenuhi.
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, akan dapat dianalisis konflik batin yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologis. Dalam hubungan inilah harus ditemukan gejala yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan oleh pengarangnya, yaitu dengan memanfaatkan teori-teori psikologi yang dianggap relevan. Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak belakang dari pendapat bahwa karya satra selau membahas peristiwa kehidupan manusia. Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, akan dapat dianalisis konflik batin yang mungkin bertentangan dengan teori psikologis (Suprapto dan Waluyo, 2014: 3).
Menurut Ratna (2009: 342-344), tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra. Penelitian psikologi sastra dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai obyek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis. Menurut Minderop, (2011: 270-312), pendekatan psikologi karya sastra dapat ditelaah melalui tiga cara, yakni melalui dialog dan tuturan, sudut pandang, dan gaya bahasa.
Jadi, psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan pengarang yang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Begitu pula pembaca dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Hubungan antara karya sastra dan psikologi, yaitu karya sastra dipandang sebagai gejala psikologi yang akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa prosa atau drama.
D. Konflik Batin
Konflik merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah cerita. Nurgiyantoro (2005: 178) mengatakan bahwa Konflik yang notabene adalah kejadian yang tergolong penting, akan berupa peristiwa fungsional, utama, atau kernel dalam pengategorian di atas. Konflik merupakan unsur yang esensial dalam pengembangan plot sebuah teks fiksi. Pengembangan plot sebuah karya naratif akan dipengaruhi, untuk tidak dikatakan ditentukan, oleh wujud dan isi konflik, kualitas konflik, dan bangunan konflik yang ditampilkan. Kemampuan pengarang untuk memilih dan membangun konflik melalui berbagai peristiwa (baik aksi maupun kejadian) akan sangat menentukan kadar kemenarikan, suspense, cerita yang dihasilkan.
Dengan demikian, pentingnya menghadirkan konflik dalam suatu cerita tidak dapat disangkal.Dalam karya sastra, konflik menjadi dasar narasi yang kuat dan menjadi bagian penting dalam pengembangan alur atau plot pada sebuah cerita yang bersumber dari kehidupan. Oleh karena itu, konflik mempunyai peranan penting untuk menarik perhatian pembaca dan tidak jarang pembaca akan terlibat secara emosional atas apa yang terjadi dalam cerita.
Nurgiyantoro (2005:179) mengatakan Sama halnya dengan kehidupan nyata, konflik dapat terjadi karena adanya perbedaaan kepentingan, perebutan sesuatu (misal: perempuan, pengaruh, kekayaan) penghianatan, balas dendam, dan lain-lain khas karakter manusia. Jadi, dari penjelasan tersebut pengertian dari konflik yaitu suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh fiksi sebagai manivestasi manusia pada kehidupan nyata di mana peristiwa tersebut tidak menyenangkan sehingga membuat tokoh tersebut merasa terganggu dan tidak nyaman.
Selain itu, Stanson (dalam Nurgiyantoro, 2005:181) mengatakan bahwa Bentuk konflik sebagai bentuk peristiwa dapat pula dibedakan ke dalam dua kategori: konflik fisik dan konflik batin, konflik eksternal (external conflict) dan konflik internal (internal conflict). Segala fiksi pasti mengandung konflik, dan sebuah konflik terjadi bisa berdasar pada sebuah kehidupan. Dalam sebuah cerita tentu saja kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan antar tokoh. Jones (dalam Nurgiyantoro (2005:181) mengatakan juga bahwa Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam, mungkin dengan lingkungan manusia atau tokoh lainnya. Dengan demikian, konflik eksternal dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu konflik fisik (pshycal conflict) dan konflik sosial (social conflict).
Selain itu Nurgiyantoro (2005:181) menjelaskan juga bahwa Konflik internal (atau: konflik kejiwaan, konflik batin)adalah konflik yang terjadi dalam hati dan pikiran, dalam jiwa seorang tokoh (atau tokoh-tokoh) cerita. Jadi, ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri. Konflik batin ini merupakan masalah intern bagi seorang manusia. Misalnya, ada sesuatu hal yang terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapanharapan, atau masalah-masalah lainnya. Dalam novel, konflik batin ini banyak mengeksplorasi berbagai masalah kejiwaan dengan menggunakan sudut pandang orang pertama (gaya aku). Konflik batin dimunculkan dalam karya fiksi untuk menentukan kualitas, intensitas,dan kemenarikan suatu karya. Bahkan bisa dikatakan bahwa menulis cerita sebenarnya tidak lain adalah untuk membangun dan mengembangkan konflik. Konflik itu bisa dicari, ditemukan, diimajinasikan, dan dikembangan berdasarkan konflik yang dapat ditemui di dunia nyata.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Biografi Asma Nadia
Nama asli dari Asma Nadia ialah Asmarani Rosalba. Asma nadia berkarir sebagai penulis, lahir pada tanggal 26 maret tahun 1972 di Jakarta. Beliau mulai tertarik pada tulis menulis saat pertama kali menciptakan lagu di sekolah dasar. Sejak saat itu ia mulai aktif menulis cerpen, puisi, dan berbagai resensi di dunia media sekolah. Asma Nadia bersekolah di SMA 1 Budi Utomo dan melanjutkan kuliah di Intitut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi Pertanian. Saat sedang sibuk dengan kuliahnya, Asma Nadia sakit sehingga mengharuskan dirinya untuk beristirahat dan tidak bisa menamatkan kuliahnya.
Asma Nadia memiliki pendirian yang sangat kuat, sabar dan lemah lembut ini berkeinginan untuk terus menjadi penulis bahkan saat ia sedang sakit tetap semangat menulis. Selain dari semangatnya, semangat dan dorongan dari semua sahabat dan kerabat yang selalu menyayanginya juga selalu ia dapatkan. Asma selalu aktif mengirimkan karyanya ke majalah-majalah yang bernuansa Islam. Asma tidak hanya menulis cerita fiksi, ia juga aktif menulis lirik lagu dan lain-lain. Beberapa dari hasil karyanya dapat dijumpai di album Bestari I tahun 1996, Bestari II tahun 1997 sertaBestari III tahun 2003, Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Illahi dan Kaca Diri.
Asma merupakan adik dari seorang penulis Helvy Tiana Rosa, Asma ialah anak kedua dari pasangan Amin Usman dari Aceh dan Maria Eri Susanti seorang mualaf keturunan Tiongkok yang berasal dari Medan. Adiknya yang bernama Aeron Tomino juga menekuni minaat yang sama dengan kedua kakanya yaitu menulis. Ia juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan dan hadiah sastra. Bahkan cerpen ciptaannya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong berhasil menyabet juara satu menulis Cerita Pendek Islami atau LMCPI tingkat Naasional yang diselenggarakan oleh majalah Anninda tahun 1994 dan tahun 1995. Bukunya yang berjudul Rembulan
Di Mata Ibu berhasil meraih pengahargaan adikarya dalam ketegori buku remajaterbaik pada tahun 2001. Tidak hanya mendapat hadia sastra, Asma juga mendapat penghargaan khusus dari adiarya IKAPI tahun 2002. Pada tahun 2003 Asma juga memenangkan kategori penulis fiksi remaja terbaik dati Mizan Award karena kedua karyanya berhasil masuk dalam antalogi kumpulan cerpen terbaik di majalah Anninda dalam Merajut Cahaya (Pustaka Anninda).
Bukan hanya mendapatkan pengahargaan sastra dari hasil karya fiksinya, Asma juga pernah mengikuti pertemuan antara sastrawan yang di selengrakan di Brunei Darussalam dan Workshop kepenulisan novel yang di selenggarakan Majelis Sastra Asia Tenggara atau MASTERA. Hasil dari kegiatan ini ialah novel yang berjudul Derai Sunyi. Kesibukan Asma sekarang selain menjadi penulis beliau juga mengetuai atau pendiri forum lingkar pena yang merupakan forum kepenulisan untuk para penulis muda yang berbakat, anggota dari forum ini hampir ada di seluruh provinsi di Indonesia. Beliau juga pandai menciptakan lagu Islami danmenyanyikannya, Asma juga sering menjadi host di acara-acara yang bernuansa Islami, ia juga aktif sebagai direktur di Yayasan Prakasa Insani Mandiri atau PRIMA. Asma juga sedang sibuk dengan kegiatannya mengadakan beberapa paket kegiatan untuk anak melalui prime kids serta memberi kursus bahasa Inggris.
Karena semua karya yang telah ia buat, Asma berhasil mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis Asma juga sering diminta untuk memberikan meteri dalam berbagai kegiatan lokalkarya yang berhubungan dengan penulisan dan feminisme yang diadakan di dalam maupun luar negeri. Dalam perjalannya keliling Eropa pada tahun 2009 setelah mendapatkan undangan Writers in Residence dari Le Chateau de Lavigny yang diselenggarakan pada Agustus sampai September tahun 2009, Asma sempat di undang untuk dapat memberikan seminar dan wawancara kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin yang bekerja sama dengan FLP dan KBRI di sana, KBRI Roma, Manchaster dalam acara KIBAR Gathering serta Newcastle.
Asma mulai merintis penerbitan sendiri dengan brand Asma Nadia Publishing House pada awal tahun 2009. Beberapa buku dari hasil karyanya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak Ingin Naik Haji, Assalamualaikum Beijing dan Rumah Tanpa Jendela. Semua royalti yang di dapat ari buku Emak Ingin Naik Haji di sumbangkan bagi panti sosial dan kemanusiaan, terpenting untuk membantu mewujudkan impian umat Islam yang kurang mampu untuk menunaikan ibadah haji. Asma juga berprofesi sebagai penulis tetap dikolom resonansi di Republika setiap hari sabtu.
Asma pernah menjadi salah satu dari 35 penulis dari 31 negara yang di undang sebagai penulis tamu dalam Iowa International Writing Program, selama disana Asma sempat berbagi tentang Indonesia dan perjalanan kretifnya dalam menulis bersama pelajar dan mahasiswa serta kaum tua di Amerika Serikat. Bukan hanya memenuhi undangan membaca cerpen yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, karya dari Asma Nadia juga terpilih untuk di tampilkan dalam adaptasi pentas teater yang di selenggarakan di lowa, Asma juga berkolaborasi dengan aktor tunarungu Amerika Serikat di pementasan yang di selenggarakan di State Departement, Washington DC.
Asma juga menggemari fotografi dan telah mengunjungi 59 negara serta 290 kota di dunia. Melalui yayasnnya ia merintis Rumah Baca Asma Nadia yang telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Rumah baca yang sederhana beberapa diantaranya memiliki sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anak-anak yatimsecara gratis untuk dapat membaca dan melakukan aktifitas bagi anak-anak remaja kurang mampu. Sampai sekarang sudah ada 140 perpustakaan yang telah di kelola bersama relawan untuk kaun yang kurang beruntung dan tidak mampu.
B. Sinopsis Novel Surga Yang Tak Dirindukan
Novel surga yang tak dirindukan ini menceritakan tentang kehidupan rumah tangga, seorang gadis yang selalu menghayalkan kehidupannya dalam cerita dongeng. Pada akhirnya ceritanya akan selalu hidup bahagia tetapi dalam kehidupan nyata justru berbanding terbalik dengan khayalannya tersebut. Kisah ini berawal dari kisah gadis yang bernama Arini. Bahwa kelak akan ada seorang lelaki tampan yang melamarnya dan hidup bahagia bersamanya selamanya. Akhirnya dia pun menikah dengan seorang lelaki yang bernama Andika Prasetya yang merupakan teman masa kecil Arini dan kakaknya. Kehidupan Arini dan suaminya berjalan dengan mulus. Dalam pernikahannya dikaruniai 3 orang anak yaitu Nadia, Adam, Putri. Setelah 10 tahun berlalu, Rumah tangga yang dulunya harmonis kini berubah setelah pras menolong seorang perempuan yang mencoba bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya dipembatas jalan. arena kehamilannya diluar pernikahan. Pras mengantarkan perempuan tersebut keRumah Sakit.
Pras bertambah panik ketika dokter menyuruhnya untuk menandatangani sebuah surat yang menyatakan bahwa perempuan tersebut harus dioperasi, karena mengalami pendarahan. Kemudian Pras bersedia untuk menandatangani sebuah surat. Setelah perempuan tersebut di operasi pras merasa lega. Kemudian keduanya saling berkenalan dan perempuan tersebut bernama mey rose. Selama beberapa hari dirawat diRumah Sakit, Pras memberikan perhatian yang lebih kepada Mey Rose. Dan Mey Rose pun merasa nyaman, sehingga diapun tidak menginginkan ada perpisahan diantara mereka. Hingga akhirnya Mey Rose pun berfikir untuk menikah dengan Pras. Pras pun merasa kasihan dengan Mey Rose dan anaknya. Akhirnya pun Pras menikahinya tanpa memberitahukan hal ini kepada Arini.
Lama kelamaan Arini pun merasa curiga dengan sikap Pras, karena perhatian dan kasih sayangnya mulai berubah kepada keluarganya. Suatu ketika Arini menemukan surat dari Rumah Sakit tempat Pras memeriksakan anak Mey Rose. Kemudian Arini pun mendatangi Rumah Sakit tersebut dan menanyakan nomor telepone dari pasien tersebut. Setelah itu Arini menelefon nomor tersebut. Arini pun terkejut karena yang mengangkat telephonnya adalah seorang wanita yang dengan bangganya menyebut dirinya sebagai “Nyonya Prasetya”.
Setelah itu Arini mendatangi prasetya ke kantor, namun ditengah perjalanan Arini melihat Prasetya mencium kening seorang perempuan dan mengusap kepala anak kecil yang berada disampingnya. Setelah itu Arini mengetahui bahwa Pras selingkuh dibelakangnya. Lalu Arini pergi meninggalkan tempat tersebut untuk pergi kerumah ibunya bersama tiga anaknya. Disana ia menceritakan semuanya kepada ibunya dan dia menenangkan pikirannya. Lalu dia menelephon rumah Mey Rose dan memintanya untuk meninggalkan Pras. Tetapi Mey Rose dengan tegas menolaknya kemudian Pras datang dan terkejut dengan adanya Arini dirumahnya. Akhirnya Pras menyesali perbuatannya yang telah berpoligami dengan Mey Rose. Arini juga berfikir bahwa dongeng milik perempuan memang harus mati agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan.
C. Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Novel Surga Yang Tak Dirindukan
Aspek psikologi sastra dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia diteliti melalui pendekatan psikologi dari tokoh-tokoh dalam cerita tersebut dengan menganalisis perwatakan yang digambarkan. Analisis ini dilakukan dengan teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam teori Psikoanalisis, yaitu ego, id, dan super ego.
Novel Surga Yang Tak Dirindukan mengisahkan tentang tokoh utama yang mengalami konflik batin secara terus menerus, sehingga tokoh tersebut berusaha untuk keluar dari ketidaknyamanan. Tokoh utama adalah Arini, ia memiliki sifat yang baik, lembut, sabar, kuat, tabah dan manja. Aspek Id digambarkan pada tokoh Arini yang tidak pernah berpikir dan menyangka jika kehidupannya yang dianggapnya sempurna seperti di negeri dongeng, ternyata hancur dengan kekeliruan dari suaminya yang melakukan poligami tanpa sepengerahuan Arini. Hal ini dapat dilihat dari penggalan cerita berikut :
" Perempuan itu meletakkan ganggang telepon yang beberapa saat tadi masih digenggamnya. Sulit menggambarkan bagaimana dunia mendadak runtuh, hanya oleh satu suara".
Hhhh, keajaiban waktu
Sejam sebelumnya, Istana Arini masih indah dan sempurna, namun kini berubah menjadi serpihan kaca yang berhamburan dan menusuk-nusuk ruang batin."
Dari penggalan tersebut dapat diketahui bahwa bagaimana hancurnya hati arini setelah mengetahui sesuatu yang tidak pernah dia fikirkan. Secara psikis fikiran arini dan hati arini terombang ambing oleh kenyataan yang ada sekarang. Dibenaknya tidak pernah terpikir hal tersebut bisa terjadi di dalam istana kecilnya. Istana yang dari dulu telah Arini impikan sekarang berubah menjadi kehancuran untuk istananya.
Aspek ego Arini yaitu ketika dia memendam sendiri semua rasa yang dia rasakan tanpa menmbagi kepada anak-anaknya. walau Arini sudah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya Arini masih tetap bersabar dan mencari tau kepastiannya. Arini tidak pernah berkata langsung kepada suaminya mengenai perasaannya. walau hatinya terluka, Arini tetap tersenyum didepan Anak-ananya. Hal ini dapat diketahui dari penggalan cerita berikut:
" Arini kaku ditempatnya berdiri. Sosok lelaki yang selama ini menempatkan sisi hati paling dekat, tampak di seberang jalan, menggandeng seorang anak kecil. Wajahnya terlihat kebapakan ketika menepuk pantat si bocah dan menghalaunya dengan lembut ke dalam mobil".
" Bunda... Bunda kenapa?
Suara Nadia menyadarkan Arini akan keberadaan makhluk-makhluk cilik di kamarnya. Arini menyeka air mata. Mencoba tersenyum semanis mungkin pada Nadia, Adam dan si kecil Putri yang menjulurkan tangan mungilnya minta direngkuh".
Aspek super ego Arini, yaitu ketika Arini merasa sedih dan dan batinnya tergoncang karena kelakuan suaminya yang menghancurkannya. Ketika Arini mengetahui mengenai apa yang sebenarnya terjadi Arini tidak lekas meluapkan semua kekesalannya kepada suaminya. Arini bersabar dandngan diam-diam mencari tau mengenai siapa wanita yang telah merebut pras suaminya darinya. Walau perasaannya telah hancur namun Arini bisa bwrpikir secara rasional dan tidak hanya mengikuti emosi dirinya. Hal ini dapat dilihat dari penggalan cerita betikut:
" Arini meremas jarinya.
Sejak menyadari betapa impulsif dia, Arini berusaha mengontrol diri. Lebih menahan kata-kata yang dulu sering kali meluncur tanpa dipikir. Atau tindakan yang terpacu emosi dan kondisi sesaat. Dan alasan paling kuat hingga Arini ingin bermetamorfosis sempurna, hanya satu: Pras".
Jadi, dapat disimpulkan bahwa konflik batin yang terjadi pada tokoh utama merupakan peperangan antara id, ego, dan super ego. Dari data dapat dijelaskan bahwa struktur kepribadian tokoh utama lebih di dominasi oleh id daripada ego. Id yang dimiliki tokoh utama sangat komplek. Sehingga menimbulkan energi psikis yang berlaku.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penganalisisan dapat dipahamin bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan terdapat tiga aspek kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam teori Psikoanalisis, yaitu ego, id, dan super ego. Konflik batin yang terjadi pada tokoh utama merupakan peperangan antara id, ego, dan super ego. Dari data dapat dijelaskan bahwa struktur kepribadian tokoh utama lebih di dominasi oleh id daripada ego. Id yang dimiliki tokoh utama sangat komplek. Sehingga menimbulkan energi psikis yang berlaku.
Saran
Sebagai masyarakat luas yang hidup dengan bermacam-macam warna seharusnya lebih peka terhadap perkembangan zaman. Selain itu, mengenai budaya poligami yang sekarang sedang membuming bagi pelaku poligami seharusnya bisa memaknai apa dilema yang terjadi dan apa skibat dari kegiatan poligami bagi klalayak umum dan utamanya bagi keluarga serta perkembangan anak. Keluarga baik istri dan ada adalah sosok yang paling menderita dalam kegiatan poligami. Jadi sebelum berpoligami seseorang harus berfikir panjang dan menengok apa akibat dari perbuatan tersebut.
Daftar Pustaka:
Endraswara, S. (2008). Metodologi Penelitian Sastra : Epistermologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta; Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Kutha Ratna, Nyoman. 2011. Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ratna, N.K. (2012). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suprapto, Lina dan Waluyo, Budi. 2014. Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Karakter Novel 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 2, No.3.
Komentar
Posting Komentar