Kriteria Berbahasa

BERBAHASA BAIK ATAU BERBAHASA BENAR !

Berbahasa, ya itu adalah sebuah alat hubung manusia supaya bisa berkomunikasi. Maksudnya berbahsa adalah sebuah ucapan manusia supaya supaya bisa saling mengerti dan melakukan komunikasi. Selain itu, berbahasa baik dan benar adalah sebuah tatacara untuk mempermudah sesorang untuk mengerti bahasa kita. Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. 
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum..Dengan kata lain, kata besar atau luas,dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata makro akan memberikan nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Dengan berbahasa baik dan benar juga mencerminkan kepribadian seseorang, jika kita selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dan penuh kesantunan, juga akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan berbudi karena melalui tutur kata sesorang mampu menilai dari kepribadian orang tersebut. 

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud dan tujuan kepada orang lain. Selain itu  bahasa merupakan salah satu aspek dari kebudayaan. Sebagai salah satu manifestasi kebudayaan, bahasa memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam setiap kebudayaan bahasa merupakan suatu unsur pokok yang terdapat dalam masyarakat. Keanekaragaman bahasa dalam masyarakat, baik dalam cakupan yang luas (internasional), maupun bahasa nasional. Kebanyakan manusia lupa akan misteri dan kekuatan bahasa. Mereka lebih percaya pada pengetahuan dan pengalamannya. Padahal semua itu masih mentah dan belum nyata, bila tidak dinyatakan dengan bahasa. Jadi, jangan pernah mengira bahwa bahasa itu mudah. Sebelum menyatakan dengan bahasa, manusia harus menggulati pengetahuannya dengan bahasa. Sering terjadi, dalam pergulatannya itu kalah. Manusia merasa tahu dan mengerti, merasa mengalami dan sadar, tapi semuanya itu tidak dapat di ungkapan, artinya bahwa bahasa tak membantunya untuk menyatakan semua keinginannya. Akhirnya, semuanya tinggal sebagai kegelapan dan kebawahsadaran, padahal pikiran manusia merasa tenang dan sadar tentang pengetahuan tersebut.
Bahasa juga dapat menjadi alat kekerasan verbal yang terwujud dalam tutur kata seperti, memaki, memfitnah, menghasut, menghina, dan sebagainya. Di indonesia hal tersebut sering terjadi, bahkan perilakau tersebut sudah menjadi rahasia umum di masyarakat dan di kalangan remaja. Saat ini seseorang lebih suka menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul yang cenderung tidak santun dan tidak terbentuk dengan baik. Pemuda sebagai pemersatu bangsa setelah berabad abad bangsa ini terbelenggu dalam penjajahan, ini seolah luntur oleh waktu bukan bahasa indonesianya yang hilang tapi pemaknaan dan pemakaian bahasa yang baik, sopan dan santun dalam kehidupan sehari-hari yang mulai hilang. Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang diplesetkan sehingga terkadang orang biasa tidak mengerti dan memahami bahasa yang dikatakan oleh remaja tersebut. 
Penyebab penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja ini dikarenakan kecintaan para remaja terhadap bahasa indonesia. Hal ini akan membuat pengguna bahasa indonesia yang baik dan benar, tidak akan dipakai lagi dan akan mati. Seharusnya remaja membudidayakan berbahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi, karena remaja penerus bangsa, kalau bukan kita sendiri yang menghargai bahasa indonesia. Bahasa gaul sendiri sudah ada sejak tahun 80-an tapi pada waktu itu istilah bahasa prokem (okem). Kemuadian bahasa tersebut diadopsi dan dimodifikasi sedemikian unik serta digunakan oleh orang-orang tertentu. 
     
Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya adalah dalam bentuk bahasa yang baku.

Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam praktik sehari-hari, perilaku berbahasa yang tidak mengindahkan nilai-nilai dan hakikat fungsi bahasa seperti itu semakin banyak ditemukan di masyarakat kita saat ini. Perilaku yang tidak terpuji ini ironisnya banyak dilakukan di alam reformasi. Apakah ini merupakan cerminan dari demokrasi yang kebablasan. Entah apa. Perilaku berbahasa yang buruk itu dilakukan oleh semua lapisan: golongan bawah, golongan menengah, bahkan elite politik negeri ini. Sindir-menyindir, saling menghujat, provokasi, dan saling mengancam tidak asing terdengar keluar dari mulut.  Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb. Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicaraan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel surga yang tak Dirindukan 2

Analisisi Novel Surga Yang Tak Dirindukan

Resensi film “Cek Toko Sebelah”