garapan manajemen sekolah
A. Garapan Manejemen Sekolah
Ruang lingkup menurut objek garapan manajemen pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur lingkungan formal maupun nonformal, maka juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang dan bidang kajian manajemen pendidikan.Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada menajemen sekoalah.
Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari system pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen system pendidikan, bahkan bisa menjangkau system yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan internasiona
B. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengolahan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik dan sistemik dalam rangka mewujudkan ketercepaian tujuan kurikulum. Manajemen kurikulum mencakup keseluruhan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan kurikulum. Oleh karena itu ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum (Choir, 2013:72-73).
Pada tingkat sekolah seeuai dengan kebijakan nasional, kegiatan kurikulum lebih diutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut dapat terintregasi dengan peserta didik maupun lingkungan. Manajemen kurikulum juga mencakup manajemen pembelajaran.
Managemen lembelajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraiaj tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen pengajaran sebagai bagian dari manajemen kurikulum meliputi seluruh kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan dan evaluasi kegiatan pengajaran.
C. Kurikulum Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan pemhinaan dan pengembangan kesiswaan mulai dari masuknya sampai dengan keluarnya siswa dari (lulus) dari sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluar dari sekolah. menejemen kesiswaan meliputi seluruh proses kegiatan pembinaan siswa agar dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki (Choir, 2013: 74-75).
Melaksanakan manajemen kesiswaan ditujukan untuk dapat mencapai sasaran utama, yaitu 1) pembinaan sikap, 2) pembinaan pengetahuan, dan 3) pembinaan ketrampilan. Untuk mencapai hal tersebut setidaknya ada tiga tugas dalam manajemen kesiswaan, yaitu 1). Sebagai siswa baru, 2) sebagai kemajuan belajar, dan 3) sebagai bimbingan dan pembinaan disiplin.
D. Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana adalah peralatan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya PBM, seperti gedung, RKB, Kursi, alat dan media. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju sekolah dan lain sebagainya.
Perbedaan sarana dan prasarana adalah pengaruhnya dalam proses pendidikan. Jika secara langsung mempengaruhi disebut sebagai sarana dan jika secara tidak langsung disebut prasarana. Managemen sarana dan Prasarana adalah mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada proses pendidikan. Kegiatan sarana dan prasarana meliputi : 1) perencanaan, 2) pengadaan, 3) pengawasan, 4) penyimpanan dan inventarisasi, 5) penghapusan dan 6) penataan (Choir, 2013:79).
E. Manajemen Personalia atau anggota (Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
Manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, sehingga membantu atau menunjang kegiatan-kegiatan sekolah (khususnya PBM) secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan dalam Choir, 2013:76).
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidik sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian.
Menurut undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konseler, pamong, belajar, wdyaiswara, tutor, instruksi, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Ruang lingkup manajemen personalia meliputi hal-hal sebagai berikut:1) perencanaan pegawai, 2) pengadaan pegawai, 3) pembinaan dan pengembangan pegawai, 4) promosi dan mutasi, 5) pemberhentian pegawai, 6) kompensasi, 7) penilaian pegawai (Choir, 2013:77-79).
.
F. Manajemen Keuangan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pemdidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana (Choir, 2013:80).
Pembiayaan pendidikan biasanya dilakukan dengan menyusun RAPBS pada awal tahun sebagai pedoman pendanaan operasional pendidikan dan pada akhirnya dilaporkan pada akhir tahun. Semua dana yang masuk hendaknya dicatat dan dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang umum berlaku untuk meminimkan terjadinya kebocoran dana.
G. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat (Humasy)
Manajemen Humasy adalah proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan pengertian mereka akan kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan mendorong warga masyarakat mau bekerja sama dalam meningkatkan mutu pendidikan di LPI. Masyarakat sebagai pemegang otoritas pendapat umum perlu dilibatkan oleh pihak LPI, sehingga keberadaan LPI dirasakan kebutuhannya oleh masyarakat, yang pada akhirnya akan peduli dan berpartisipasi dalam pengembangan mutu LPI (Choir, 2013: 82).
Melakukan kegiatan humas kepala sekolah perlu memahami esensi dari kegiatan humas yang pada dasarnya adalah kegiatan komunikasi. Oleh karena itu kegiatan humas langsung dan kegiatan humas tidak langsung. Ruang lingkup kegiatan humas meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Identifikasi program pelibatan masyarakat, 2) Identifikasi masyarakat pendidikan, 3) Identifikasi program atau teknik humas, 4) Implementasi program humas, 5) Evaluasi.
H. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus ialah perencanaan, pengembangan dan pemanfaatan berbagai program layanan khusus untuk pemberdayaan siswa, yang menerlukan konsentrasi dan perhatian khusus dan tidak dapat dijalankan oleh manajemen yang lain. Manajemen layanan khusus diantaranya manajemen perpustakaan, kesehatan, antar jemput siswa dan keamanan sekolah. Ruang lingkup manajemen layanan khusus meliputi: 1) Identifikasi layanan khusus pada siswa, 2) Pengelolaan layanan khusus bagi pemberdayaan siswa, 3) Pemanfaatan layanan khusus secara efektif dan efisien dan 4) Evaluasi (Choir, 2013: 83)
I. Tantangan manajemen sekolah.
Menurut Ali Idrus, (2011:4) dunia pendidikan Indonesia, saat ini, setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
1. tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value),yaitu: bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industry yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3. Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks).
4. Munculnya kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi.
Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks ini. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor ini, dan karenanya memahami isu-isu globalisasi dalam dunia pendidikan menjadi kemestian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.
Ruang lingkup menurut objek garapan manajemen pendidikan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur lingkungan formal maupun nonformal, maka juga dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang dan bidang kajian manajemen pendidikan.Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada menajemen sekoalah.
Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari system pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen system pendidikan, bahkan bisa menjangkau system yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan internasiona
B. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengolahan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik dan sistemik dalam rangka mewujudkan ketercepaian tujuan kurikulum. Manajemen kurikulum mencakup keseluruhan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan kurikulum. Oleh karena itu ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum (Choir, 2013:72-73).
Pada tingkat sekolah seeuai dengan kebijakan nasional, kegiatan kurikulum lebih diutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut dapat terintregasi dengan peserta didik maupun lingkungan. Manajemen kurikulum juga mencakup manajemen pembelajaran.
Managemen lembelajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraiaj tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen pengajaran sebagai bagian dari manajemen kurikulum meliputi seluruh kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan dan evaluasi kegiatan pengajaran.
C. Kurikulum Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan pemhinaan dan pengembangan kesiswaan mulai dari masuknya sampai dengan keluarnya siswa dari (lulus) dari sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluar dari sekolah. menejemen kesiswaan meliputi seluruh proses kegiatan pembinaan siswa agar dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki (Choir, 2013: 74-75).
Melaksanakan manajemen kesiswaan ditujukan untuk dapat mencapai sasaran utama, yaitu 1) pembinaan sikap, 2) pembinaan pengetahuan, dan 3) pembinaan ketrampilan. Untuk mencapai hal tersebut setidaknya ada tiga tugas dalam manajemen kesiswaan, yaitu 1). Sebagai siswa baru, 2) sebagai kemajuan belajar, dan 3) sebagai bimbingan dan pembinaan disiplin.
D. Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana adalah peralatan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya PBM, seperti gedung, RKB, Kursi, alat dan media. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju sekolah dan lain sebagainya.
Perbedaan sarana dan prasarana adalah pengaruhnya dalam proses pendidikan. Jika secara langsung mempengaruhi disebut sebagai sarana dan jika secara tidak langsung disebut prasarana. Managemen sarana dan Prasarana adalah mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada proses pendidikan. Kegiatan sarana dan prasarana meliputi : 1) perencanaan, 2) pengadaan, 3) pengawasan, 4) penyimpanan dan inventarisasi, 5) penghapusan dan 6) penataan (Choir, 2013:79).
E. Manajemen Personalia atau anggota (Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
Manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, sehingga membantu atau menunjang kegiatan-kegiatan sekolah (khususnya PBM) secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan dalam Choir, 2013:76).
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidik sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian.
Menurut undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konseler, pamong, belajar, wdyaiswara, tutor, instruksi, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Ruang lingkup manajemen personalia meliputi hal-hal sebagai berikut:1) perencanaan pegawai, 2) pengadaan pegawai, 3) pembinaan dan pengembangan pegawai, 4) promosi dan mutasi, 5) pemberhentian pegawai, 6) kompensasi, 7) penilaian pegawai (Choir, 2013:77-79).
.
F. Manajemen Keuangan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pemdidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana (Choir, 2013:80).
Pembiayaan pendidikan biasanya dilakukan dengan menyusun RAPBS pada awal tahun sebagai pedoman pendanaan operasional pendidikan dan pada akhirnya dilaporkan pada akhir tahun. Semua dana yang masuk hendaknya dicatat dan dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang umum berlaku untuk meminimkan terjadinya kebocoran dana.
G. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat (Humasy)
Manajemen Humasy adalah proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan pengertian mereka akan kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan mendorong warga masyarakat mau bekerja sama dalam meningkatkan mutu pendidikan di LPI. Masyarakat sebagai pemegang otoritas pendapat umum perlu dilibatkan oleh pihak LPI, sehingga keberadaan LPI dirasakan kebutuhannya oleh masyarakat, yang pada akhirnya akan peduli dan berpartisipasi dalam pengembangan mutu LPI (Choir, 2013: 82).
Melakukan kegiatan humas kepala sekolah perlu memahami esensi dari kegiatan humas yang pada dasarnya adalah kegiatan komunikasi. Oleh karena itu kegiatan humas langsung dan kegiatan humas tidak langsung. Ruang lingkup kegiatan humas meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Identifikasi program pelibatan masyarakat, 2) Identifikasi masyarakat pendidikan, 3) Identifikasi program atau teknik humas, 4) Implementasi program humas, 5) Evaluasi.
H. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus ialah perencanaan, pengembangan dan pemanfaatan berbagai program layanan khusus untuk pemberdayaan siswa, yang menerlukan konsentrasi dan perhatian khusus dan tidak dapat dijalankan oleh manajemen yang lain. Manajemen layanan khusus diantaranya manajemen perpustakaan, kesehatan, antar jemput siswa dan keamanan sekolah. Ruang lingkup manajemen layanan khusus meliputi: 1) Identifikasi layanan khusus pada siswa, 2) Pengelolaan layanan khusus bagi pemberdayaan siswa, 3) Pemanfaatan layanan khusus secara efektif dan efisien dan 4) Evaluasi (Choir, 2013: 83)
I. Tantangan manajemen sekolah.
Menurut Ali Idrus, (2011:4) dunia pendidikan Indonesia, saat ini, setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
1. tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value),yaitu: bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industry yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3. Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks).
4. Munculnya kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi.
Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks ini. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor ini, dan karenanya memahami isu-isu globalisasi dalam dunia pendidikan menjadi kemestian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.
Komentar
Posting Komentar