Psikologi agama dan pendekatan Psikologi agama

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Agama adalah suatu keyakinan yang berasal dari Allah yang diberikan kepada manusia. Agama Islam dalam istilah arab disebut Dinul Islam. Islam merupakan agama yang dibawa oleh nabi Muhamad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah untuk diberikan kepada seluruh manusia. Dalam diri manusia terdapat adanya psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan yang timbul dalam diri manusia melalui perasaan, pancaindra, dan kehendak. Jadi tanpa kita sadari, saat kita melakukan sesuatu dipengaruhi adanya unsur psikologi. Dalam konsep psikologi terbagi menjadi empat, yaitu naluri, keperluan, desakan, dan motivasi.
Kebanyakaan saat ini seseorang sering terganggu psikologinya. Hal tersebut dipengaruhi jiwa seseorang yang tertekan karena adanya masalah tertentu sehingga psikologinya pun terganggu. Dalam hal ini psikologi Islam hadir untuk menyeimbangkan unsur kejiwaan seseorang kemudian dikaitkan dengan agama islam, kita sering menamainya psikologi islam. psikologi islam adalah kajian islam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia. Tujuannya untuk dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Teori psikologi Islam berasaskan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. al-Ghazali membahas empat unsur utama struktur manusia yang berbentuk tingkah lakunya, yaitu al-qalb, al-ruh, al-aql, dan al-nafs. Menurut Zaharuddin (2013: 167), teori psikologi barat, diantaranya psikoanalisis, behaviorisme, humanistik, dan transpersonal. Jadi teori psikologi Islam dan Barat hampir sama dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam psikologi studi islam  terdapat adanya tiga pendekatan, yaitu struktural, fungsional, dan psikonalisis. Pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan fenomena keberagamaan manusia yang dijelaskan dengan mengurai keadaan jiwa manusia. Adanya psikologi Islam memberikan dampak baik pada jiwa manusia.
Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini dibuat untuk membahas lebih jauh tentang pemahaman psikologi, psikologi islam, teori psikologi Islam dan Barat, dan pendekatan pada psikologi.

Rumusan Masalah
Apa pengertian psikologi dan perkembangannya?
Apa yang dimaksud psikologi dalam Islam?
Apa yang dimaksud teori psikologi Islam dan Barat?
Apa yang dimaksud pendekatan psikologi dalam Islam?

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian psikologi dan perkembangannya.
Untuk mengrtahui psikologi dalam Islam.
Untuk mengetahui teori psikologi Islam dan Barat.
Untuk mengetahui bentuk pendekatan psikologi Islam.















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi

Menurut Hambali (2015) istilah psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche dan logos. Psyche berarti jiwa sedangkan logos berarti ilmu. Secara bahasa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari sesuatu bersifat abstrak yaitu jiwa.
Menurut ahli psikologi mendefinisikan pengertian psikologi menurut Wiliam dalam Hambali (2015: 1) adalah kajian ilmu tentang tingkah laku dan aktivitas manusia. Menurut Wilhem dalam Hambali (2015: 2) mengartikan psikologi sebagai ilmu yang menyelidiki pengalaman yang timbul dalam diri manusia seperti perasaan, pancaindra, pikiran, dan kehendak.
Dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan yang timbul dalam diri manusia melalui perasaan, pancaindra, dan kehendak.
Psikologi terbagi menjadi 2 yaitu psikologi umum yang mengkaji perilaku umum. Kedua mengkaji psikologi khusus mengkaji perilaku individu atau khusus. Psikologi khusus  (Hambali, 2015) sebagai berikut
Psikologi perkembangan, kajian tentang perilaku individu dalam proses perkembangan, mulai dari konseptual sampai dengan akhir hayat.
Psikologi kepribadian, kajian tentang perilaku individu yang dilihat dari berbagai aspek kepribadian.
Psikologi klinis, kajian tentang perilaku individu untuk keperluan penyembuhan.
Psikologi abnormal, kajian tentang perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
Psikologi pendidikan, kajian tentang perilaku individu dalam situasi pendidikan.
Psikologi islam, kajian tentang perilaku manusia dilihat dari perspektif ajaran rohani islam.
Ada empat konsep asas dalam psikologi (Hambali, 2015) yaitu naluri, keperluan, desakan, dan motivasi. Naluri adalah tingkah laku yang diwariskan berupa dorongan individu yang bertindak dengan cara tertentu. Keperluan adalah keinginan memunuhi kekurangan individu dari aspek fisiologi dan psikologi. Desakan adalah tindakan atau perubahan tingkah laku akibat adanya keperluan fisiologis yang tidak terpenuhi. Motivasi merupakan perangsang yang mengakibatkan minat individu kea rah pencapaian perubahan sikap, minat, dan tingkah laku yang diwujudkan adanya keperluan fisiologis atau psikologis.

B.PengetianPsikologi agama

Psikologi Islam
Psikologi Islam menurut (Hambali, 2015) adalah kajian ilmiah terhadap jiwa atau rohaniah manusia dalam perspektif ajaran islam. Nilai-nilai Islam menjadi tolak ukur  gambaran kejiwaan manusia yang diamati melalui berbagai tingkah laku.
Secara akademik, psikologi islam dapat diartikan sebagai citra manusia menurut ajaran islam untuk memperoleh pola keunikan dan perilaku manusia sebagai ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam kerohanian dengan tujuan mengembangkan kesehatan mental dan meningkatkan kualitas keberagaman.
Menurut Mudzakir (2011) mengatakan bahwa hakikat psikologi Islam adalah kajian Islam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia, agar secara sadar ia dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hakikat definisi tersebut mengandung tiga unsur pokok, pertama bahwa psikologi islam merupakan salah satu dari kajian masalah-masalah keislaman. Ia memiliki kedudukan yang sama dengan disiplin ilmu keislaman yang lain, seperti ekonomi Islam, sosiologi islam, dan sebagainya. Penempatan kata Islam di sini memiliki arti cara pandang, corak, pola pikir, dan paradigma. Artinya psikologi dibangun bercorak pada tradisi keilmuan dalam Islam. Kedua, bahwa psikologi Islam mempelajari aspek dan perilaku kejiwaan manusia. Ketiga psikologi islam adalah syarat nilai etik. Psikologi Islam memiliki tujuan hakiki yang mampu merangsang kesadaran diri agar mampu membentuk kualitas ysng lebih sempurna untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

C. Teori Psikologi Islam dan Barat
Menurut Sidi Gazalba (Sham, 2016: 81), teori adalah anggapan kebenaran yang kuat dan dibina di atas data yang cukup sehingga sesuatu perkara dapat dijelaskan secara logika. Teori psikologi Islam berasaskan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena teori ini didapat dari data-data ajaran Islam yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan al-sunnah. data dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan kajian empirik tersebut terbentuklah satu teori. Contohnya saja teori tingkah laku oleh al-Ghazali dan teori kebahagiaan jiwa.
Dalam teorinya tentang tingkah laku, ahli psikologi Islam seperti al-Ghazali membahas empat unsur utama struktur manusia yang berbentuk tingkah lakunya, yaitu al-qalb, al-ruh, al-aql, dan al-nafs. Al-qalb dapat disebut dengan hati nurani yang ada pada manusia. Al-ruh adalah ruh jasmani yang halus dan tidak nampak oleh penglihatan. Al-aql adalah akal jasmani atau sifat ilmu yang bertempat pada hati dan akal manusia. Al- Ghazali menghubungkan al-nafs (jiwa) dengan tabiat manusia seperti marah  dan syahwat yang terdapat dalam diri manusia.
Ibn Miskawaih (Sham: 2016) menjelaskan teori kebahagiaan jiwa pula, menyatakan untuk mencapai kebahagiaan jiwa, terbagi kepada empat yaitu kebijaksanaan (al-hikmat), kemuliaan (al-‘iffat), keberanian (al-syaja’at), dan keadilan (al-‘adalat). Oleh karena itu, seseorang tidak boleh berbangga diri dan merasa sempurna, kecuali dia memiliki keempat keutamaan ini.
Teori  yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa ahli psikologi Al-Ghazali dan Ibn Miskawaih, dalam membentuk teori ini berlandaskan dalil-dalil naqli (Al-Qur’an dan As-Sunnah) dengan data-data empirikal.
Menurut Zaharuddin (2013: 167), ada beberapa teori psikologi barat, diantaranya psikoanalisis, behaviorisme, humanistik, dan transpersonal.
 Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu aliran psikologi yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Aliran ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang hidup atas bekerjanya dorongan-dorongan libido (id) dan memandang manusia sangat ditentukan oleh masa lalunya. Kritik atas Freud dan para pengembang teorinya dikarenakan adanya penyederhanaan terhadap kekuatan dorongan (kekuatan libido atau dorongan seksual) sehingga menutupi kemungkinan adanya kekuatan lain yang dapat menggerakkan manusia untuk berpikir dan bertindak. Karena pada dasarnya, manusia adalah wujud makhluk yang sangat kompleks dan memiliki banyak dimensi kebutuhan untuk mengisi kehidupannya sehingga menjadi rumit pula untuk direka sumber dari pemikiran-pemikiran serta tindakannya.
Kritik lainnya adalah tentang bagaimana Freud menggambarkan manusia sebagai wujud makhluk yang begitu pesimis untuk dapat keluar dari belenggu impulsnya dalam ketidakberdayaan melawan libidonya. Seolah tidak ada potensi, misalnya berupa akal, kata hati atau nurani dan keyakinan akan dukungan kekuatan supranatural berupa iman dan takwa kepada Tuhannya, yang dapat dikembangkan oleh dirinya sendiri untuk melawan hal yang instingtif itu. Dengan demikian, manusia tidak berbeda dengan hewan yang bergerak hanya atas dasar instingnya saja.
Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang dimotori oleh John Broadus Watson. Aliran ini berpandangan bahwa pada dasarnya ketika dilahirkan, manusia tidak membawa bakat apa-apa dan bahwa manusia semata-mata melakukan respon atau tanggapan terhadap suatu rangsangan. Pandangan seperti ini akan memberi penekanan yang sangat besar  pada aspek stimulasi lingkungan untuk mengembangkan manusia dan kurang menghargai faktor bakat atau potensi alami manusia. Aliran ini memandang manusia secara pukul rata, padahal potensi individual manusia beragam. Pandangan ini beranggapan bahwa apa pun jadinya seseorang, maka satu-satunya yang menentukan adalah faktor lingkungan.
Humanistik
Humanistik merupakan suatu aliran psikologi yang dipelopori oleh Abraham Maslow. Aliran ini berpandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah baik dan manusia memiliki potensi yang tidak terbatas. Pandangan ini bersikap optimis dan bahkan terlampau optimis terhadap upaya pengembangan sumber daya manusia, sehingga manusia dipandang sebagai penentu tunggal yang mampu melakukan play God (peran Tuhan). Hal itu terjadi karena tinggginya kepercayaan terhadap manusia, maka memungkinkan munculnya sikap membiarkan terhadap perilaku apa pun yang dilakukan orang lain.
 Transpersonal
Menurut Daniel (Nashori, dkk., 2005) bahwa psikologi transpersonal adalah cabang psikologi yang memberi perhatian pada studi terhadap keadaan dan proses pengalaman manusia yang lebih dalam dan luas, atau suatu sensasi yang lebih besar dari koneksitas terhadap orang lain dan alam semesta, atau merupakan dimensi spiritual.

D. Pendekatan Psikologis  Dalam Studi Islam  
 psikologis merupakan pendekatan yang bertujuan untuk melihat keadaan jiwa pribadi-pribadi yang beragama (Ramayulis, 2002: 5). Dalam pendekatan ini, yang menarik adalah keadaan jiwa manusia dalam hubungannya dengan agama, baik pengaruh maupun akibat. Lebih lanjut, bahwa pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan fenomena keberagamaan manusia yang dijelaskan dengan mengurai keadaan jiwa manusia. Sebagai disiplin ilmu yang otonom, ada beberapa pendekatan dalam psikologis studi islam yang dapat diterapkan, antara lain (Mujib, 2005: 19);
      1.      Pendekatan struktural
       Pendekatan ini dipakai oleh Wilhelm Wundt. Struktur artinya sebuah bangunan yang terdiri atas berbagain unsur yang satu sama lainnya berkaitan. Setiap perubahan yang terjadi pada sebuah unsure struktur akan mengakibatkan perubahan hubungan antar unsure tersebut. Jadi, hubungan antar unsure akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang.
       Teori ini menyatakan bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah “struktur” yang terdiri atas keadaan mental -mental yang sederhana. Mereka bekerja atas dasar premis bahwa bidang usaha psikologi itu terutama adalah menyelidiki “struktur” kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukannya. Pendekatan mereka yang utama adalah dengan analisis instropektif. Aliran ini berpendapat bahwa untuk mempelajari kejiwaan, kita harus mempejari isi dan struktur kejiwaan dengan menggunakan metode instropeksi atau mawas diri, yaitu orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen.
Pendekan struktural dalam studi Islam ini khususnya dalam pendekatan psikologi adalah sebuah upaya untuk memahami Islam sebagai sebuah agama yang merupakan akumulasi dari sekian banyak unsur dan dimensi yang terjalin menjadi satu membentuk konstruksi atau bangunan Islam itu sendiri yang mencerminkan sisi psikologis dalam Islam. Ini karena bagaimanapun Islam dalam dirinya merupakan sebuah bangunan yang masing-­masing bagiannya mempunyai peran serta posisi tertentu clan menemukan maknanya ketika tidak terlepas dari unsur atau bagiannya yang lain.
Pendekatan  struktural  ini  juga  akan  semakin  menemukan urgensinya ketika dicoba untuk meneropong islam dalam realitas dan praktek keberagamaan umatnya. Dalam realitas   kehidupan umat,   sering   ditemukan   adanya   benturan -benturan   ideologis dan kepentingan  dari  umat  Islam  itu  sendiri.  Padahal  Islam  yang  dianut adalah  satu  yaitu  agama  atau  ajaran  ilahi  yang  disampaikan  melalui personal Nabi Muhammad SAW. Karena banyaknya kepentingan dan perbedaan   penekanan   dalam   memahami   Islam,   tidak   jarang   dalam praktek  umatnya,  Islam  muncul  sebagai  sesuatu  yang  terpisah -pisah sehingga Islam terkesan parsial. Terlebih lagi dengan sering munculnya klaim- klaim kebenaran subjektif dari orang-orang yang berbeda dalam memahami Islam membawa kepada perpecahan Berta sekian banyak implikasi negatif lainnya.
           2.      Pendekatan Fungsional
  Pendekatan ini pertama digunakan oleh William James (1910 M) ia adalah penemu laboratorium psikologi pertama di Amerika pada Universitas Harward. Pendekatan Fungsional adalah pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berfungsi atau berpengaruh terhadap tingkah laku hidup individual dalam kehidupannya.
  Pendekatan fungsional ini lebih menekankan pada apa tujuan dan fungsi dari pengalaman mental untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses, mental, persepsi indrawi dan emosi adalah adaptasi organisme biologis. Sebagai suatu jenis psikologi yang menggarisbawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental.
Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berpengaruh pada tingkah laku individu di dalam kehidupannya. Norma-norma yang sudah diatur dalam agama, akan menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, sehingga akan tercermin dari perilakunya.
          3.      Pendekatan Psikonalisis
     Pendekatan Psikoanalisis adalah sebuah usaha atau cara mendekati melalui model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga atau disebut juga kekuatan ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik. Pendekatan ini pertama kali dilakukan oleh Sigmung Freud (1856-1939). Penting untuk diingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan psikodinamika terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan menemukan cakrawala-cakrawala baru. Misalnya, membangkitkan minat terhadap motivasi tingkah laku. Freud juga mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian, dan menyajikan landasan tempat bertumpu sistem-sistem yang muncul kemudian.
Psikologi Islam memandang teori psikoanalisis terlalu menyederhanakan kompleksitas manusia. Teori ini hanya berdasarkan fisiologis tanpa menyelaraskan dengan kebutuhan spiritual. Dalam struktur kepribadian yang dikembangkan Freud jika dikomparasi secara psikologi Islam seperti yang diungkapkan Imam Ghazali, yaitu nafsu, akal, dan qalbu. Nafsu diakumulasikan dorongan untuk bertindak yang sudah di intregasikan melalui olah akal, sentuhan rohani dengan berlandaskan agama dan moral. Tidak semua konsepsi pendekatan psikoanalisis dipahami tidak cocok dari sudut pandang psikologi Islam. Setidaknya psikilogi Islam sepakat dengan pemahaman psikoanalisis bahwa manusia mempunyai potensi dalam dirinya untuk diaktualisasikan.
Penggunaan pendekatan ini sangat penting dalam pendekatan psikogis Islam dikarenakan pendekatan psikoanalisis ini dilakukan untuk menjelaskan tentang pengaruh agama dalam kepribadian seseorang dan hubungannya dengan penyakit-penyakit jiwa.


BAB III
PENUTUP
Simpulan
 Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan yang timbul dalam diri manusia melalui perasaan, pancaindra, dan kehendak. Psikologi terbagi menjadi 2 yaitu psikologi umum yang mengkaji perilaku umum. Kedua mengkaji psikologi khusus mengkaji perilaku individu atau khusus. Konsep psikologi terbagi menjadi empat, yaitu naluri, keperluan, desakan, dan motivasi.
psikologi islam dapat diartikan sebagai citra manusia menurut ajaran islam untuk memperoleh pola keunikan dan perilaku manusia sebagai ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam kerohanian dengan tujuan mengembangkan kesehatan mental dan meningkatkan kualitas keberagaman. Teori psikologi Islam membagi empat unsur utama struktur manusia yang berbentuk tingkah lakunya, yaitu al-qalb, al-ruh, al-aql, dan al-nafs sedangkan di Barat juga terbagi menjadi empat,  yaitu psikoanalisis, behaviorisme, humanistik, dan transpersonal. Jadi teori psikologi Islam dan Barat hampir sama dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam psikologi studi islam  terdapat adanya tiga pendekatan, yaitu struktural, fungsional, dan psikonalisis. Pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan fenomena keberagamaan manusia yang dijelaskan dengan mengurai keadaan jiwa manusia. Adanya psikologi Islam memberikan dampak baik pada jiwa manusia.


DAFTAR PUSTAKA
Hambali, A. 2015. Psikologi Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Mudzakir, A. M. 2011. Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nashori, Fuad, dkk. 2005. Isu-isu Kontemporer Psikologi Islami: Teori, Riset, dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Insania Cita.
Ramayulis. 2002.  Pengantar Psikologi Agama. Jakarta Pusat: Kalam Mulia.
Sham, Fariza. (2016). Elemen Psikologi Islam dalam Silibus Psikologi Moden: Satu Alternatif. Jurnal GJAT, 6 (1). 75-85.
Zaharuddin. 2013.  Telaah Kritis terhadap Pemikiran Psikologi Islam di Indonesia:  Jurnal Intizar, 19 (1). 163-187.
Mujib, Abdul. 2005. Pengembangan Psikologi Islam Melalui Pendekatan studi Islam: Jurnal Psikologi Islam. 1(1). 19.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel surga yang tak Dirindukan 2

Analisisi Novel Surga Yang Tak Dirindukan

Resensi film “Cek Toko Sebelah”